Berita Pemerintah

Peringatan Hari Pahlawan 2017, Mensos : Mari Perkokoh Persatuan Membangun Negeri

10 November 2017 , dibaca 2222 kali.


JAKARTA (10 November 2017) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak
seluruh elemen bangsa untuk memperkokoh semangat persatuan, kesatuan dan
persaudaraan untuk membangun negeri.
Menurutnya, peringatan Hari Pahlawan 10 November harus menjadi momentum bagi
seluruh anak bangsa untuk kembali bersatu padu mengatasi segala permasalahan
bangsa yang kita hadapi. Saat ini, kata dia, komitmen bangsa akan pentingnya
persatuan, toleransi dan keberagaman tengah diuji.
"Jangan memberi ruang bagi mereka yang tidak suka melihat kondisi Indonesia yang
guyub, aman, tenteram dan damai. Jangan memberi peluang bagi siapapun yang
berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dengan cara apapun, apalagi
yang berusaha membenturkan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dengan
berita hoax dan sebagainya," ungkap Khofifah dalam siaran persnya di Jakarta, Jum'at
(10/11).
Khofifah mengatakan, persatuan dan kesatuan bangsa adalah janji kemerdekaan yang
harus ditunaikan. Janji mewujudkan sebuah republik yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur. Dan janji tersebut, hanya bisa terlaksana apabila
seluruh elemen bangsa bersatu.
Tantangan Indonesia saat ini, kata Khofifah, jauh lebih kompleks dan multisektor.
Tidak hanya dalam soal ekonomi semata, namun juga sosial, politik, budaya, energi,
dan lain sebagainya. Selayaknya tantangan tersebut dijawab dengan kesiapan sumber
daya manusia Indonesia yang mumpuni dan berdaya saing.
Karena, lanjut Khofifah, jika Indonesia tidak bisa mengikuti dan beradaptasi dengan
kondisi global kekinian, maka bukan tidak mungkin Indonesia hanya sekedar menjadi
follower (pengikut-red). Saat ini Indonesia dengan segala sumber daya yang dimiliki
telah mengambil peran penting dalam percaturan global. Berbagai prestasi berskala
internasional pun telah berhasil diukir anak bangsa.

2 #Pahlawanku
Khofifah mengungkapkan, tiga tahun terakhir kondisi Indonesia semakin membaik.
Dicontohkan, indeks pembangunan manusia pada 2016 di Indonesia naik dari kategori
sedang menjadi kategori tinggi seiring dengan adanya kenaikan indeks menjadi 70,18.
Sementara peringkat daya saing Indonesia secara global naik 5 tingkat ke peringkat 36
dari 137 negara dibanding peringkat sebelumnya pada posisi ke 41 berdasarkan
publikasi yang World Economic Forum (WEF).
"Mari kita semua membuang mentalitas negatif yang bisa mereduksi persatuan dan
kesatuan dan persaudaraan kebangsaan. Mari kita semua kerja bersama, bahu
membahu, dan bergotong royong membangun Indonesia di semua lini kehidupan agar
lebih maju dan sejahtera," imbuhnya.
Khofifah menambahkan, dalam konteks kekinian, menjadi pahlawan tidak lagi dengan
berperang dan mengangkat senjata melawan penjajah. Namun berperang untuk
mengatasi berbagai masalah bangsa, seperti kemiskinan, pengangguran,
keterlantaran, ketertinggalan, keterbelakangan , korban bencana, dan berbagai
masalah sosial lainnya.
Semangat dan nilai-nilai kepahlawanan harus bisa diimplementasikan dan
didayagunakan untuk hal tersebut. Pendeknya, lanjut dia, pahlawan kekinian adalah
mereka yang konsisten memperjuangkan dan berkorban untuk suatu perubahan ke
arah yang positif.
"Jika setiap individu mampu melakukan hal keteladanan, dapat dibayangkan efek yang
dapat dihasilkannya. Berbagai persoalan yang mendera bangsa jauh lebih mudah
teratasi karena semua warga negara memiliki integritas yang tinggi," tuturnya.

Gelar Pahlawan Nasional
Sementara itu, pada peringatan Hari Pahlawan tahun ini Pemerintah memberikan
gelar Pahlawan Nasional kepada empat orang anak bangsa yang dinilai berkontribusi
besar untuk Indonesia. Masing-masing yaitu TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid tokoh
asal Nusa Tenggara Barat, Laksamana Malahayati (Keumalahayati) tokoh asal Nanggroe
Aceh Darussalam, Sultan Mahmud Riayat Syah tokoh asal Kepulauan Riau, dan Lafran
Pane tokoh asal Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penganugerahan ini diputuskan melalui Kepres RI No 115/TK/tahun 2017 tentang
Penganugerahan Gelar Pahlawan. Keputusan ini diambil setelah sebelumnya Dewan
Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan bersidang pada Oktober lalu.

3 #Pahlawanku
Dengan penganugerahan keempat pahlawan nasional baru tersebut, maka jumlah
Pahlawan Nasional Indonesia saat ini berjumlah 173 orang yang terdiri dari 160 orang
laki-laki dan 13 orang perempuan. Para pahlawan tersebut berasal dari sipil dan juga
TNI/Polri.
Khofifah menjelaskan Pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan pemerintah
kepada seorang Warga Negara Indonesia yang semasa hidupnya melakukan tindak
kepahlawanan dan berjasa luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara yang
semasa hidupnya tanpa cela.
"Mereka yang menyandang gelar pahlawan nasional tidak hanya yang berjasa di medan
perang tapi juga di bidang lain yang gaung dan manfaatnya dirasakan secara nasional,"
terangnya.
"Permohonan usul pemberian gelar pahlawan nasional kepada presiden melalui Dewan
Gelar. Sebelumnya diadakan verfikasi, penelitian dan pengkajian melalui proses
seminar, diskusi, serta sarasehan," tambah dia.