22 Februari 2016 , dibaca 1331 kali.
Biro Humas KemenLHK, Kep Seribu : Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Taman Nasional Kep.Seribu, Untung Suripto menyambut baik kegiatan #Divers Clean Action yang diadakan di Pulau Rambut dan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Jakarta tanggal 20 - 21 Februari 2016. "Kegiatan dari komunitas penyelam peduli lingkungan ini sangat positif dan membantu kerja Taman Nasional dalam menjaga keindahan dan kebersihan kawasannya. Kawasan TN Kepulauan Seribu memang masih belum baik dalam pengelolaan persampahannya, namun kita terus berusaha dan terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak yang terus menyuarakan dan membentu menyelesaikan permasalah sampah di kami".
Penikmat wisata selam diharapkan berperan lebih besar untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih baik di pulau-pulau kecil. Langkah itu demi mempertahankan keindahan situs penyelaman di Indonesia.
Inisiator #Divers Clean Action, Swietenia Puspa Lestari Sumarto menyatakan sampah apalagi berupa anorganik seperti plastik memberi ancaman besar bagi ekosistem pesisir dan terumbu karang. "Jadi penyelam perlu ikut mengambil langkah kongret agar timbulan sampah bisa dikurangi".
Divers Clean Action merupakan kegiatan bersih laut yang dilakukan sekitar 100 penyelam dari sejumlah komunitas seperi Miss Scuba Indonesia, Klub Selam Nautika ITB, Global Dive Center, dan Eco Divers Journalist bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kegiatan itu bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional.
Dari penyelaman selama sekitar 50 menit di ke dalaman rata-rata 12 meter dengan wilayah penyisiran sepanjang 400 meter berhasil dikumpulkan sampah sebanyak 64 kilogram sampah dari dasar perairan Pulau Pramuka. Dari data tersebut disimpulkan rata-rata timbulan sampah di sana mencapai 16 kilogram per 100 meter. Sampah terdiri dari plastik kemasan, botol plastik dan kaleng, serta sampah B3 (Bahan Beracun Berbahaya).
Menurut Tenia, penyelam wisata harus berperilaku irit sampah terutama berkunjung ke situs penyelaman. Misalnya dengan membawa tempat minum sendiri yang bisa dipakai ulang atau menggunakan kemasan dari bahan yang bisa terurai.
Penyelam juga bisa berpartisipasi untuk terlibat dalam kegiatan pengolahan sampah oleh masyarakat setempat seperti yang sudah diinisiasi Balai Taman Nasional Kepulauam Seribu di Pulau Pramuka.
"Meski sederhana, namun cara itu efektif untuk mengurangi timbulan sampah," katanya.
Potensi sampah yang ditimbulkan penyelam wisata cukup besar seiring makin tingginya minat wisata khusus tersebut. Menurut data Asosiasi Usaha Wisata Selam Indonesia (AUWSI) setiap tahun ada sekitar 5.000 orang yang mengikuti ujian sertifikasi penyelam di Indonesia.
Perilaku hemat sampah oleh para penyelam sangat penting karena sekitar 40% situs dari 720 situs wisata selam di seluruh Indonesia adalah pulau-pulau kecil yang minim tempat pengolahan sampah memadai. "Setiap penyelam wisata memiliki tanggung jawab untuk menjaga situs penyelaman tetap terjaga keindahannya," tegas Ketua AUWSI John Sijabat.
(Liputan Galih Raka Mahingsa, Diver Biro Humas KLHK)
- Masuk untuk komentar
- Daftar untuk komentar